5 Desember 2012

Siapa Pengusaha yang Paling Berpengaruh di Indonesia?

pengusaha Indonesia

Anda akan dikritik ketika melakukan sesuatu. Anda juga akan dikritik ketika tidak melakukan sesuatu. Jadi, lakukan saja apa yang menurut anda benar. (Eleanor Roosevelt)

Kegaduhan politik nyaris hanya memberi ruang bagi politisi yang bermental tikus. Hampir setiap hari berita tentang kebobrokan politik terpapar di depan mata. Keriuhan yang menyebabkan sebagian besar energi media massa nasional terseret dalam pusaran kepentingan sesaat. Ya, kepentingan sesaat untuk gawean 2014: pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif. Liputan soal wirausaha dan prestasi anak negeri nyaris terpinggirkan.Wajarkah?

Bila menonton TV, saya malah seperti kehilangan semangat. Nyaris tak ada lagi berita baik. Kita seakan berada di tengah-tengah penjahat. Tanpa malaikat. Hingga saking jengkelnya, seorang kawan pernah berujar, bila ingin menikmati surga di dunia, matikan TV!

Padahal bila mau jujur, kita tidak kekurangan sosok solutif bagi bangsa. Baru-baru ini bahkan salah satu lembaga survei menempatkan Mahfud MD sebagai capres ideal pada 2014 kelak. Meski terlalu dini, munculnya figur ketua MK ini setidaknya melegakan bagi kita yang rindu masa depan bangsa yang lebih baik dan terarah.

Selain Mahfud MD, di kalangan pengusaha sendiri, setidaknya tercatat beberapa nama yang mampu menjadi pelipur lara bangsa. Ada beberapa pengusaha yang berpengaruh di Indonesia. Kehadiran mereka saya yakin mampu membawa angin segar bagi masa depan bangsa, tidak hanya secara ekonomi. Dan kini mereka dipercaya memegang tampuk kekuasaan.

1. Joko Widodo (Jokowi)
Mungkin saat ini, Jokowi adalah pengusaha yang paling top di Indonesia. Di dunia nyata maupun di dunia maya. Meski dirinya tidak pernah menyentuh top 10 orang terkaya versi Forbes, namun namanya sudah keburu kaya di hati masyarakat. Seorang pengusaha yang memilih menjadi pelayan rakyat: Gubernur DKI Jakarta.

Demam Jokowi melanda di mana-mana. Banyak yang haus berita tentangnya. Media massa pun meladeninya. Jokowi mampu menggerakkan media massa, media sosial juga, tanpa perlu menjadi pemilik media—dan tanpa perlu membayar media.

Meski berbaju PDI Perjuangan, tapi saya melihat Jokowi mampu keluar dari kepentingan partisan. Partai baginya hanya kendaraan untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Bukan sebaliknya, kekuasaan digunakan untuk kepentingan partai dan kelompok sendiri.

Sebagai Gubernur Jakarta, masih terlalu dini untuk menilai sukses-gagalnya Jokowi. Tapi hingga saat ini beberapa gebrakan 'kecil' Jokowi masih mampu menjaga angin harapan warga DKI agar tetap berhembus.

Saya memprediksi, 2014 kelak, sedikit banyak gaya kampanye politikus atau capres akan berubah. Kampanye pencitraan akan memudar berganti kampanye merakyat. Mereka akan mengikuti jejak Jokowi. Blusukan akan menjadi tren di 2014. Meski mungkin hanya kulitnya saja. Dan hanya sesaat. Anda jangan kaget bila tiba-tiba banyak politikus yang turun ke pasar dan menawar ikan. Memberi uang lebih ke pada penjualnya, dan tidak minta kembalian. Tentu foto-foto sebelumnya. Seragam gaya kampanyenya. Mendadak merakyat.

Tapi saya yakin, meski inflasi kader abal-abal dan defisit kader mumpuni, partai pasti sedikit banyak akan berjuang untuk mencari figur sekelas Jokowi. Karena anda mungkin tahu, sebelumnya, banyak partai yang mengusung caleg tanpa melihat rekam jejaknya. Syarat utamanya satu: mampu membiayai mesin politik. Punya uang! Dari mana asal duitnya tak penting. Lahirlah politikus rente. Anggota dewan bermodal baliho. Politikus yang siap-siap menghitung kapan BEP uang kampanyenya lewat barter proyek APBD kelak ketika menjabat.

Jokowi telah mengilhami era baru. Menjadi penguasa yang berlatar pengusaha. Dan menjadikan kekuasaan sebagai ladang pengabdian. Siapkah politikus yang lain menjadi manusia otentik berikutnya?

2. Dahlan Iskan
Sosok satu ini memang kontroversial. Bila Jokowi dicinta para kuli tinta maka Dahlan Iskan adalah bos kuli tinta tersebut. Setiap Senin, tulisan bernasnya menghiasi seluruh media cetak di bawah bendera Jawa Pos—koran nasional yang hanya kalah dari Kompas.

Kini, setelah memasuki dunia birokrasi, kadang DI masih gagap beradaptasi. Bila di Jawa Pos, Dahlan Iskan tidak memerlukan pertimbangan siapapun untuk memutuskan apapun. Sebagai pucuk pimpinan BUMN, dia harus pandai-pandai mengikuti genderang anggota legislatif. Namun melihat beberapa kali audiensinya dengan dewan, tampak dia belum benar-benar menikmati relasi tersebut. Entah karena sebagai sesepuh jurnalis, mungkin dia sudah terlalu banyak tahu mengenai warna otak anggota dewan atau bisa jadi di otaknya hanya action... action... action, biar publik yang menilai kinerjanya. Bukan dewan.

Selama ini, citra anyir BUMN sebagai sapi perahan legislatif-eksekutif masih lekat dan menjadi rahasia umum. Mampukah Dahlan Iskan merevitalisasi BUMN hingga sehat dan untung, atau malah memperburuk citra BUMN dengan nimbrung dalam bancakan? Melihat track recordnya, semoga pilihan pertama jadi yang utama.

3. Chairul Tanjung
Mungkin tidak banyak yang mengenal namanya sebelum launching buku si Anak Singkong. Melalui buku ini, CT, sapaan top Chairul Tanjung seolah menyibak tabir misteri tentang siapa dia sebenarnya. Banyak WOW di dalam bukunya. Seperti kebanyakan program di stasiun TV miliknya, dia menceritakan kehidupannya dengan gaya populer. Kita tidak perlu sampai meneteskan air mata ketika menyimak perjuangan ibundanya dalam membesarkan CT. Sebuah buku yang berisi tuturan keringat CT dalam membangun imperium bisnisnya.

Perlahan tapi pasti, bisnisnya menggurita. Hampir 100 ribu orang hidup di dalamnya. Tak ayal, Presiden SBY pun tak segan mengajaknya dalam kabinet. Ia menolak. Presiden SBY akhirnya berhasil membujuknya menjadi Ketua KEN setelah dua kali pinangan menjadi menteri ditolaknya. CT bertugas membuat kajian-kajian ekonomi nasional, maupun global agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dan maju dengan cepat. Amanah ini menegaskan terjunnya CT ke dalam lingkar kekuasaan.

Meski demikian, intuisi bisnis CT tetap tajam. Dua akuisisi— Detikcom dan Carrefour—yang dilakukannya dalam dua tahun terakhir cukup membuat heboh. Dalam beberapa akuisisi, hampir 5 trilyun uang yang digelontorkannya dalam dua terakhir. Akuisisi yang makin melambungkan namanya sebagai salah satu dari 10 orang terkaya di Indonesia.

Ada kemiripan dari tiga nama di atas: menguasai media. Bila CT dan DI sebagai pemilik media. Jokowi sebagai media darling. Nah kini, bisakah mereka menularkan optimisme pribadi menjadi harapan kolektif bangsa. Syukur-syukur disupport dan diblow up media. Kita tunggu.

4. ANDA
Saya tidak bercanda, anda. Saya, anda, kalian, kita. Sekecil apapun kita bisa mempengaruhi masa depan bangsa ini. Menjadi pengusaha meski dengan satu pekerja, ya kita sendiri, sudah membuka lapangan kerja. Tidak menjadi beban negara. Dengan berusaha menjadi sekrup solusi, kita dapat menjadi bagian dari komunitas solutif. Bukan bagian dari masalah. Mulailah dengan optimisme, hentikan keluhan!


image: Detik foto

8 Please Share a Your Opinion.:

  1. Anonim8:53 AM

    Bagus sekali tulisannya. :)

    BalasHapus
  2. coba dech klik www.dahlaniskan.wordpress.com atau kickdahlan.wordpress.com biar kita tdk nyinyir sama pak dahlan

    BalasHapus
  3. sip,,, anda, saya dan kita pasti bisa,,,

    BalasHapus
  4. Hayalan yg menarik...

    BalasHapus
  5. Woooooow, yang saya suka ilustrasi nya tuh. hehe

    BalasHapus
  6. Inspirasi utk kita sudah jelas nyata, kini saatnya kita tiru aksi-aksi mereka..... bravo pak Mahfudz, wow pak Jokowi, yesss pak Dahlan

    BalasHapus
  7. Terimakasih atas motivasinya. subuah artikel yang bagus !

    BalasHapus
  8. Anonim10:25 PM

    bagus artikelbya,,

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.