23 Januari 2012

Wirausaha = Niat+Kesempatan+Kepepet



UKM, kewirausahaan dan entrepreneurship, tiga kata yang begitu seksi pasca krisis ekonomi di penghujung abad 20. Setelah satu dekade berlalu, tetaplah seksi. Digadang-gadang sebagai solusi negeri. Berharap ada kontribusi bagi roda ekonomi tentunya.

Selama ini demikianlah adanya.

Geliat wirausaha tentu pantas kita syukuri. Terlihat berbagai seminar, pelatihan, media massa, TV, bahkan partai politik mengangkat “wirausaha” sebagai jualannya. Jualan ini lumayan laku. Meski tidak sedikit yang menjual produk mentah, basi, atau berisikan zat berbahaya! Tidak, demikian kita harap.

Sejatinya wirausaha hanyalah soal niat dan kesempatan, plus bumbu kepepet. Bila niat dan tekad bulat bertemu kesempatan maka lahirlah bisnis. Bisa dari garasi, halaman depan rumah, pinggir jalan, stadion, depan masjid, dari manapun ok. Benih itu janganlah dibabat, kalaupun salah tempat, sebaiknya relokasi menjadi solusi. Nah, ini sebenarnya domain birokrat. Bila belum bisa membantu UKM, sebaiknya jangan menghambat perjuangan mereka. (Mencoba mengingat kisah Jokowi merelokasi PKL dengan aman dan damai).

Niat (baca: ide dan aksi) berbisnis adalah sesuatu yang dapat kita kontrol dan domain kita. Fokuslah pada apa-apa yang bisa kita kendalikan. Itu melegakan. Bila niat sudah bulat, kesempatan bisa dibuat. Pengalaman saya selama ini, seseorang yang bergelimang modal dan relasi belum tentu bisa memulai usaha. Bila pun memulai, kadang tak bertahan lama. Modal menipis, usaha mengempis. Relasi berganti rezim, usaha bergulung tikar. Karena sejatinya, naik-turunnya usaha itu seni yang menguji kekuatan niat. Apakah niat murni 24 karat atau niat KW 3.

Demikian sekilas wajah "wirausaha” yang terserap dari pengamatan berbagai indera. Wirausahawan, subyek yang memilih membuka 9 pintu rezeki untuk bersama-sama memasukinya dengan yang lain: para pegawai!

Akhirnya, kita berharap UKM dan entrepreneurship mampu menjadi solusi bangsa. Maka, berbisnislah! Siaaap!

4 Please Share a Your Opinion.:

  1. kata orang pinter create a new and different jika ingin menjadi wirausaha yang berhasil

    BalasHapus
  2. terpenting bisa membaca pasar..analisis dulu sebelum berwirausaha...

    BalasHapus
  3. @Rasimun: tapi biasany, jarang org pinter yg jadi pengusaha mas. banyak teori, kurang aksi :)
    @Rofik: jalan saja, nanti ktemu jalan di tengah jalan. kata guru action saya.

    thanks koment-nya.

    BalasHapus
  4. Relokasi pola pikir dalam usaha lebih mendasar Sob ! dari pada nodal yang banyak. He...x9

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.