11 Mei 2014

Kuliner Jogja yang Bakal Melegenda

Kuliner Jogja memang misteri yang mengundang rindu. Dengan ribuan pilihan, selalu saja terselip satu-dua yang lekat di ujung lidah. Meski soal selera lidah tak selalu seragam. Tapi jubelan antrian pengunjung dan kokoh bertahan di tengah gempuran jaman bisa menjadi penanda sang legenda kuliner di Jogja. Kuliner Jogja yang tidak hanya murah tapi juga enak.

Setelah dua dekade absen, akhirnya saya ‘terpaksa’ harus ke Jogja 4 kali dalam 2 tahun terakhir—demi tugas negara kesatuan rumah tangga. Tak lengkap bila ke kota Jogja tanpa berburu ranum kulinernya. Ada beberapa kuliner yang menjadi langganan selama saya di Jogja, seperti Sate Klatak Bantul, Soto Bu Cip, Oseng Mercon dan Mie Ayam (di mana saja).

Berikut sharing saya tentang kuliner khas Jogja, sedikit subyektif tentunya. Kuliner Jogja yang tidak hanya murah tapi juga enak. Semoga manfaat buat pencinta dan pebisnis kuliner.

Sate klatak, daya tariknya justru pada bumbunya yang minimalis. Dengan ditusuk jeruji lidi motor, sate klatak menjadi sate yang berciri khas. Konon, asal nama klatak karena proses pembakarannya yang mengeluarkan bunyi khas jeruji tersebut. Setengah jam-an dari pusat kota Jogja menjadikan tujuan ngelatak bak ultimate journey bagi pencinta kuliner.

sate klatak, kuliner Jogja, Bantul
Sate Klatak dengan jeruji khasnya. Maaf, satenya sold out! :)

Bu Cip, nama legendaris di jagat persotoan Jogja, di samping Kadipiro dan Pak Marto. Lokasinya di jalan S. Parman, Patangpuluhan. Soto Bu Cip memiliki nama alias 'Soto habis', karena telat dikit datang, yang kita temui hanya tulisan tersebut. Di antara legenda soto lainnya, lidah saya—dan seniman Butet Kartaredjasa—cocok dengan soto ini. Kuahnya yang bening, sayatan tipis dagingnya ditambah tetesan jeruk nipis menjadikan citarasa soto ini aduhai makjlebnya. Rasa yang tak berubah saat pertama mengenalnya, dua dekade yang lalu.

Untuk Mie Ayam, Jogja merupakan surganya. Setiap sudut kota selalu tersembul kuliner ini. Tapi saya, entah kenapa, selalu kepincut dengan saosnya yang, konon, berasal dari tomat, cabe dan pepaya busuk. Khas banget!

Saat terakhir ke Jogja dua minggu yang lalu. Saya kaget dengan tumbuhnya jajanan kuliner baru yang bercabang biak. Di tengah puluhan kuliner legendaris Jogja, menyembullah satu-dua kuliner Jogja yang bakal menyusul sang pionir. Salah satunya Waroeng Spesial Sambal. Hampir belasan cabangnya saya temui saat berkeliling Jogja, seputar ringroad-UGM. Selama seminggu di Jogja, tiga kali saya mampir ke warung ini. Saat googling, tahulah saya bahwa restoran yang lahir sejak 2002 memang telah membuka peluang investasi seluas-luasnya namun bukan berbentuk franchise.

waroeng spesial sambal, kuliner
Spesial Sambal, porsinya pass disantap di puncak rasa lapar. :)
Warung Spesial Sambas, memang menjadikan Sambal sebagai jualan utamanya. Saya sangat menikmati sambalnya yang beraneka rasa. Meski ada beberapa sambal yang tidak terlalu nendang pedasnya.

Tapi puncak kenikmatannya adalah saat ke kasir. Dengan makanan yang berlimpah di atas meja, kita tidak perlu merogoh kocek yang terlalu dalam untuk membayar semua kenikmatan itu. Banderol rata-rata makanan di sini super murah dan khusus nasinya, kita bisa nambah sepuassnya. Sungguh bisnis yang bersenang-senang di atas kesenangan orang lain. Wajar bila Yoyok Heri, sang owner, mampu meraup lebih dari 1 milyar sebulan dari belasan cabang warung ini. Makbulnya doa para pencinta pedass.

steak and shake, kuliner steak Jogja
Mampir ke Waroeng Steak and Shake di malam hari. Tetap ramai...
Waroeng Steak and Shake, nah ini kuliner favorit istriku. Steak ala Jogja. Steak yang olahannya menyesuaikan dengan lidah orang timur. Tentu sapi dan ayam menjadi tulang punggung jualannya. Warungnya menyebar di penjuru Jogja; bahkan kini bercabang puluhan di luar Jogja.

Bagi saya, yang tak kalah menarik adalah Waroeng Steak & Shake mengejawantahkan spiritual company. Spiritual Company yang dibangun owner H. Djody di antaranya adalah berhenti merokok, membaca Al-Quran satu hari satu juz, absensi berbasis shalat dhuha, menunaikan shalat wajib di awal waktu, dan pengajian bagi para karyawan “Waroeng Steak & Shake”. Inspiring!

Bicara tentang kuliner Jogja itu laksana bicara tentang langit yang tak berujung. Selalu ada kuliner baru yang tumbuh dalam hitungan bulan. Terakhir, saya merasakan sensasi nikmatnya Ayam Geprek Susu 'Preksu'. Kuliner yang mengilhami adik saya membuka warung ayam geprek di Pontianak.

Dan, tulisan ini pun akan selalu diupdate. Makin sering saya ke Jogja, semakin sering tulisan kuliner khas Jogja ini diperbaharui.

1 Please Share a Your Opinion.:

  1. Sekarang lagi ketagihan banget sama bakso di Aneka Bakso.

    Resep baksonya juara! Ada banyak varian menu bakso yang jarang ada di tempat lain seperti Bakso Bakar Madu, Nasi Goreng Bakso, Bakso Kiddies (cocok untuk anak yang susah makan karena ada bakso bergizi berbentuk Angry Bird, Lucky Panda dll), Bakso Penyet, Bakso Aneka Rasa (Bakso yg masing2 ada isi keju, mercon dan coklat) dan masih banyak bgt..

    Lokasinya di Jl. Rajawali, Depan Perumahan BATAN. Dari PLN Gedongkuning ke Timur, setelah pom bensin ada jalan masuk namanya Jalan Rajawali, trus lurus 700m.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.