14 Oktober 2013

Jokowi, Engkau Tidak Sendiri (Lagi)

Jokowi-Kamil Capres 2014

Pemberitaan mengenai Jokowi tak kunjung mereda. Sosok ini kadung menjadi media darling. Setiap langkah kakinya, mimik wajahnya, gerak geriknya menjadi santapan empuk awak media. Setahun sudah ia di tampuk B 1. Rasanya baru kemarin.

Otentisitas. Itulah salah satu kekuatan Jokowi. Ia menjalankan apa yang seharusnya dijalankan oleh pemimpin. Gebrakan Jokowi itu seringkali berwujud keberanian untuk merealisasikan tugas-tugas ‘standar’. Ya, standar saja, tidak muluk dan berbasis retorika. Coba perhatikan, stempel 'gebrakan Jokowi' itu sejatinya sudah digagas dan menjadi masterplan gubernur-gubernur sebelumnya. Tentu kita tahu: eksekusinya minimal.

Dan, kita telah lama kehilangan seorang pemimpin yang mau bekerja ‘full time’. Dahulu biasanya—kini juga masih, sebagian waktu para Gubernur, Walikota, Bupati kerap dipakai untuk menumpuk pundi sebagai modal pilkada berikutnya atau bekal pensiun tiba.

Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu. (Rasulullah)

Kebaikan itu menular. Begitulah sunnatullah. Kini tiba era blusukan ala Jokowi. Riuhlah Indonesia. Lewat berbagai poling, Jokowi diunggulkan menjadi Presiden Indonesia 2014 kelak. Ruang media pun diisi oleh figur serupa. Berikutnya, ada nama Ridwan Kamil dan Tri Rismaharini.

Sebagaimana Jokowi, figur di atas tak kalah otentik. Mereka adalah orang yang tepat, hadir di saat dan tempat yang tepat.

Simak bagaimana perjuangan Ridwan Kamil dalam mewujudkan mimpi besarnya. Ia bergerilya di dunia maya. Banyak program kreatif dan kontributif digagasnya. Indonesia berkebun, misalnya. Dengan latar belakang arsitek, ia memompa mimpi-mimpinya ke mesin birokrasi. Bandung juara menjadi jargon aksinya. Masih panjang waktu untuk pembuktiannya.

Sosok Risma, panggilan karib Walikota Surabaya ini, tak kalah menarik. Ia benar-benar menjadi pelayan masyarakat Surabaya. Dari proses perijinan yang dirombaknya. Wajah kota ditata. Bahkan penghuni gang Dolly-pun tak luput dari sentuhan keibuannya. Dengan wajah tulusnya, agaknya penghargaan rasanya tak lagi perlu bagi ibu satu ini. Ia cukup bangga mengatakan dirinya sebagai "kepala tukang sapu".  

Sudah lama saya mendengar sepak terjang arsitek lulusan ITS ini. Baru tergerak menuliskannya setelah membaca majalah SWA terbaru yang mengangkat figurnya yang penuh ide gila. Ditambahi dengan tips eksekusi ide 2x24 jam dari Deddy Corbuzier, maka lengkaplah urgensi untuk menggerakkan jemari ini.

Berikut sekilas sosoknya di tayangan Mata Najwa.



Untuk Jokowi sendiri, anda dapat membacanya di tulisan saya yang lainnya. Lihatlah sebelah kiri, setidaknya ada 3 tulisan tentang Jokowi yang sering dikunjungi. Bahkan salah satunya telah dibaca puluhan ribu orang. Sosok fenomenal.

Nah, bila anda merasakan manfaat, silakan kopi, share tulisan ini. Kita tularkan dan tebarkan energi positif ini ke sebanyak mungkin orang. Bukan kebetulan bila hal ini berdekatan dengan euforia timnas Indonesia. Momentum baik yang harus dijaga. Selama mungkin. Karena saya percaya, kebaikan dan optimisme  itu menular.

Dan, tenanglah mas Jokowi, engkau tidak sendiri, lagi. Selain nama-nama di atas, masih ada Ganjar Pranowo, Bima Arya, Anies Baswedan, dan... Anda mau menambahkan sosok yang lainnya?

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda.