18 November 2011

Sea Games dan 'Gelas Setengah Isi' Dahlan Iskan


Sea Games 2011 berlangsung dengan gempita. Meski jauh di Palembang, aroma Sea Games dapat tercium baik lewat TVRI dan RCTI. Ada yang menyindir bahwa kemegahan pembukaan Sea Games serasa tidak mewakili keadaan bangsa. Bangsa yang lagi nestapa kok membuat acara yang megah. Demikian tesanya. Mungkin maksudnya, Sea Games haruslah diadakan seperti acara renungan suci. Di mana geloranya hanya keluar dalam isak tangis.

Maaf.

Kadang kita terlena dalam kata-kata krisis. Dan hampir percaya bahwa bangsa yang krisis itu tidak boleh bermimpi. Bangsa yang krisis itu harus tidak percaya diri. Bangsa yang krisis itu harus senantiasa menyalahkan. Semakin lama, kita larut bertahun-tahun dalam lena sebuah kegelapan bernama krisis. Kita merasa tidak kemana-mana. Dari krisis ke krisis. Dan semangat 'krisisme' itu ditularkan secara masif hingga menjadi lagu wajib.

Karena krisis kita tidak boleh eksis. Eksistensi itu hanya ada 'di sana'. Setiap capaian bangsa, sekecil apapun pasti dibombardir kritik. Bila ada yang berpikiran berseberangan pasti itu kapitalis.

Dan jarang kita sadari, sekelompok yang berbicara tentang krisis bangsa itu justru hidupnya dari isu demikian. Duh.

Kita luput meletakkan Sea Games benar-benar sebagai kontestasi buat pencapaian prestasi.

Keriuhan Sea Games lebih kita ikuti lewat berita korupsi berjamaah Wisma Atlet. Kita abai dengan 'Sea Games'-nya. Bahwa tidak semua prosesi Sea Games berjalan baik memang benar adanya. Tapi melihat semuanya jelek juga sikap yang abai realita.

Kita terbiasa melihat gelas dari setengah kosongnya. Bukan setengah isi. Dahlan Iskan dengan lugas membedah fenomena gelas tersebut: 10-80-10!

Menurutnya, di semua organisasi, sebetulnya yang betul-betul tidak baik itu cuma 10 persen. Tapi, yang betul-betul baik juga hanya 10 persen. Sisanya, yang 80 persen itu ikut-ikutan saja.

Nah, mungkin hanya 10 % persen dari kita yang melihat bahwa bangsa kita merupakan bangsa besar yang prestasi. Dan 10 % pasti membantahnya. Dan sisanya tergantung kemana angin berhembus.

Dan, lagi-lagi saya percaya untuk memberi ruang supaya arah hembusan angin itu benar, medialah salah satu kuncinya. Media bisa membanjiri dengan berita gelas "setengah isi". Bahwa prestasi haruslah menjadi capaian kolektif anak bangsa. Tidak berhenti hanya di Sea Games. Atau hanya melalui olahraga.

kita pasti bisa, kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

kita pasti bisa, kita akan raih bintang-bintang
kita bisa jadi yang terdepan
bersatu bersama dalam satu irama
terbang meraih kejayaan, kita bisa!

wae wa e o, wae wa e o


Fakta bahwa gelas itu memang setengah isinya ya kita terima. Tapi gelas itu tetaplah ada isinya. Kita syukuri saja seraya berupaya menambahnya bersama yang lain, entah yang 80 atau malah ditambah 10 % itu. Wallahu a'lam.


sisipan:
- Lirik lagu Sea Games 2011 berjudul Kita Bisa yang dinyanyikan oleh Yovie & His Friends.

- Foto dari Vivanews

3 Please Share a Your Opinion.:

Terima kasih atas komentar anda.