10 Februari 2012

Meretas Jalan di Perbatasan


Pada saat di dalam bis menuju Malaysia, anda tidak perlu melihat keluar jendela untuk mengetahui posisi anda. Cukup merasakan, apakah tidur anda makin nikmat. Bila ya, berarti anda sudah tiba di Malaysia. Bila terus terjaga, artinya, anda masih di Indonesia.

Demikian cerita legendaris yang menunjukkan “bumi dan langit” pembangunan di tapal batas Indonesia-Malaysia, tepatnya di Entikong, Kalimantan Barat.

Cerita ya hanya tinggal cerita, jika kita menjadikannya teman tawa di warung kopi. Setelah lepas tawa, cerita tadi kehilangan jejak.

Dahlan Iskan pernah berujar, ada tiga faktor yang harus dibenahi untuk memacu pertumbuhan ekonomi bangsa: reduksi korupsi, reformasi birokrasi, ditambah apa lagi kalau bukan peningkatan infrastruktur. Pernyataan ini tentu tidak hendak menyindir kawasan Perbatasan, meski demikian kenyataannya.

Seorang teman secara iseng menghitung ada dua puluhan titik kerusakan jalan antara Entikong dan Sanggau. Ini dilakukan pada awal Februari kemarin, dalam perjalanan road show Border Blogger Movement.

Dengan panjang jalan yang “minimalis”, belum lagi terjadinya kerusakan di sana sini. Terasa lengkap ketertinggalan Borneo dibanding kawasan lainnya di Indonesia, apalagi dibanding Malaysia. Jauuuh...



Infrastruktur, terutama jalan, sekian lama menjadi PR bagi pulau Borneo, terutama Kalimantan Barat. Berkaca dari Pontianak-Kapuas Hulu; Pontianak-Ketapang; Pontianak-Sambas, nyaris tidak terlihat mengularnya jalan yang menjadi akses perekonomian. Politik anggaran perlu dikoreksi untuk beranda terdepan negeri ini. Kucuran anggaran perlu ditingkatkan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di wilayah ini.

Meski bisa berdalih, bahwa persentase pembangunan jalan berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Dalih sebaliknya tentu bisa juga dipakai bahwa luas wilayah bisa menjadi penguat alasan besar anggaran untuk infrastruktur. Bukankah bila gula sudah ditebar, maka semut akan berduyun datang menetap. Dan, Cina sudah membuktikannya!

4 Please Share a Your Opinion.:

  1. Benar Sob ! kenapa selalu ada dalih untuk pengelakkan dan pembelaan diri untuk menutup ekkuranan. Namun tidak terbiasa melakukan untuk memberikan yang terbaik untuk yang lebih baik.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    BalasHapus
  2. Menarik sekali. sangat informatif.

    Kunjungi juga Revolusi Galau

    BalasHapus
  3. dahlan iskan memang cerdik...

    BalasHapus
  4. Indra Kusuma, Adang, Admin: thanks komentny bro. keep blogging...

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.