Tantangan 100 Miliar untuk Teknopreneur Indonesia

Apa yang terlintas di benak anda bila mendengar kata Facebook, Apple, Dell, atau Kaskus? Nama besar, ya. Fenomenal, bisa juga. Luar biasa, tentu. Yang jelas, mereka semua kini telah menggapai kejayaan di dunia IT. Mereka teknopreneur sukses saat ini. Kesamaan menarik yang mereka miliki ialah merintis perusahaan sedari muda. Sejak usia 20-an!
Muda usia.

Bagi teknopreneur, modal bukanlah kendala. Investor akan memburu setiap ide yang lahir bila melihat ada kelebihannya. Sebuah produk yang hadir dari ide bernas berjodoh dengan investor merupakan sebuah mimpi yang jadi nyata. Bila di Amerika, Silicon Valley tempatnya.
Modal itu mudah.

Facebook, Digg, Wordpress, dan StumbleUpon, tentu tidaklah besar tiba-tiba. Sebuah langkah besar selalu dimulai dengan langkah pertama. Facebook misalnya, sebuah situs jejaring sosial nomor wahid yang lahir tahun 2004. Situs ini baru mencapai kesuksesan pada tahun 2007. Ditandai dengan penobatannya sebagai startup terbaik tahun tersebut.
Langkah pertama.

Bagaimana dengan teknopreneur lokal? Sungguh sangat membanggakan. Banyak teknopreneur yang lahir, kian menjamur dua tahun belakangan. Meski sedikit tertatih, tapi tak jarang memikat hati. Koprol termasuk startup lokal yang heboh kala dipinang Yahoo.
Teknopreneur lokal.

Ide ada, eksekusinya sudah dimulai. Tapi terasa seret dalam pengembangannya. Modal menjadi kendala. Tak perlu bimbang, saya mengucap “AHA” saat membaca blog Anindya Bakrie.
“Kami telah menyiapkan dana senilai Rp100 miliar. Dana ini kami siapkan untuk para teknopreneur terpilih dan akan dikelola oleh Dewan Komisi Investasi yang terdiri dari 4 anggota, yaitu: Shinta Dhanuwardoyo, Hasan Yahya, Erik Meijer, dan Jastiro Abi. Sementara saya sendiri sebagai Principal NIF,” katanya mantap.
100 miliar disiapkan untuk teknopreneur Indonesia. Bukan jumlah yang main-main. Kaskus dan Koprol menjadi role modelnya. Info lengkapnya, silakan buka Nusantara Incubation Fund (NIF).
Berani menerima tantangan?


sumber gambar