28 Maret 2008

Semua Jalan Menuju Netpreneur

Network administrator, programmer, web master, technical support, sebagian pekerjaan yang terhidang di dunia IT. Sungguh deretan pekerjaan yang menyeramkan bagi yang tidak berlatar IT. Duh, rasanya sulit menimba mutiara di Internet, bila tidak berlatar teknik, atau setidaknya pernah kursus komputer 3 tahun, atau pernah tinggal di Silicon Valley barang semalam. Tidak mungkin rasanya mencicipi berkah bisnis online. Bermimpi pun rasanya takut. :)

Prolog di atas benar-benar curhat saya. Dulu. Ya, dulu kala. Saya mengenal internet tahun 1997. Semasa di bangku kuliah. Awalnya, makhluk aneh ini tidak begitu menyita waktu. Acuh. Dijenguk sekedar untuk mengetahui update pertandingan bola, terutama Milan. Atau yang miris, saat kerusuhan nasional-lokal “98”. Internet menjadi media informasi paling populer. Tanpa sensor, semua informasi bergentayangan. Seram-seram.

Boro-boro mendatangkan duit, internet melahirkan kesemrawutan pikiran. Dari warnet ke warnet dijajal untuk memuaskan dahaga "keingintahuan" *dengan tanda kutip.

Itu dulu.

Tabu “technically” dunia teknologi informasi, terutama internet, didobrak oleh Anne Ahira. Meski tak sedikit kontroversi, Anne jalan terus. Ia termasuk netpreneur (/internet marketer) senior di Indonesia bahkan dunia. Terbukti konsep bisnisnya diadopsi oleh para pemasar online di dunia, dengan modifikasi sana-sini tentunya. Anne menohok kejumudan dan “mengingatkan” bahwa di internet tidak ada sekat geografis, politis, etnis, dll. Ya, ya, ya. Kita sadar ini, tapi tidak menyadari. Kita tahu ini, tapi tidak mau tahu. Kita paham teori ini, tapi pantang praktek. Seringnya mengejek.

Singkatnya, Anne ingin mengatakan: bila ingin berbisnis, ya bisnis aja. Tak usah pusing-pusing dengan hal-hal teknis dan... pendapat orang lain!

Itu Anne.

Kesadaran ini muncul kembali tahun 2004. Apa yang bisa dilakukan di dunia maya. Selain surfing, buka e-mail, chatting. Muncul mainan baru bernama blog. Asyik juga, bisa menjadi alternatif tempat produksi opini yang tidak (mungkin) tertampung dalam media mainstream. Hobi menulis seakan mendapat rimbanya. Yah, seperti pembalap disodorin sebuah mobil Ferrari terbaru. Atau Bondan Winarno dihidangkan bubur pedas. Mmm, nendang sayurnya, langsung mak nyus… :D

Itu 2004.

Tanah abang terbakar, barang dagangan ludes. Namun tidak meludeskan semangat dagang seorang pemuda bernama Rony Yuzirman. Dia mulai kembali berdagang. Buka toko. Tapi tidak di Tanah Abang. Dia buka toko, secara online. Dengan begitu, pikirnya, pembeli tidak kesulitan mencari material busana, dia juga tidak repot memikirkan asuransi kebakaran, kemacetan Jakarta dan sewa toko! Yang lebih melegakan, ia mampu menularkan virus e-commerce kepada berbagai kalangan. Dari gerakan ini lahirlah komunitas inspiratif: Tangan di atas. Kini komunitas ini menjelma menjadi serangkaian aksi solutif dari komunitas netpreneur.

Itu tangan di atas.



Jum’at, 21 Maret, saya bergegas ke “tempat upacara”. Sesuai agenda, acara Blog-Biz Management akan dihelat pukul 16.00. Di PCC lantai 2 sudah menunggu Pak Bhery. Lihat sekeliling, alhamdulillah peserta sudah cukup ramai. Hampir 40 peserta yang udah registrasi. Tampak juga blogger papan atas Borneo: Hernawan dan Itha. Sebelumnya rada khawatir bila peserta yang datang akan minim. Pasalnya, acara hari sebelumnya peserta defisit. Apa pasal? Salah satunya karena berubahnya jadwal seminar tanpa pemberitahuan sebelumnya.

Moderator
memandu acara dengan riangnya. Pak Mering, sejarahwan online Borneo, memaparkan asal-usul berdirinya BBC. Dilanjutkan dengan hal teknis, berupa tutorial membuat blog, hingga widgetnya. Tak lupa, pak Mering memberi petuah kepada peserta agar mendekatkan diri kepada “tuhan internet” (baca: google) bila ada hal-hal yang mengganjal. Ya, jangan segan bertanya!

Selanjutnya, tampil pebisnis online ternama di Pontianak, Ibu Louise Wulandari. Arsitek dan Ibu dua orang anak ini memaparkan success story-nya berbisnis di internet. Dari CMS yang digunakan, payment, security, maintenance, dll. Jujur, dulu saya berpikir rumit, terlalu rumit bahkan, untuk memulai bisnis online. Alhasil, niat bisnis online tidak terlaksana dengan suksesnya. :) Yah, dengan paparan bernas dari praktisi e-commerce ini, satu-persatu mata batin peserta, termasuk saya tentunya, terbelalak (Kedepannya Pasifik Komputer harus lebih jeli membaca peluang di pelupuk mata).




20 menit sebelum usai acara, dibuka sesi tanya-jawab. Acungan tangan tanda haus tahu melayang ke udara. Peserta berebut mengajukan pertanyaan. Meski sebagian besar peserta ingin bertanya, namun penanya dibatasi 6 orang saja, karena keterbatasan waktu dan, souvenir terutama. Harap maklum. :)

Nah, ini saatnya take action!

8 Please Share a Your Opinion.:

  1. Anonim10:31 AM

    Sebagai orang Pontianak, meskipun berada jauh dari kampung halaman ...saya bangga Pontianak itu memiliki Bang Yaser, Bang Mering, Bang Freddy Hernawan, Bang Bhery, Mbak Louise, Bang Comel,Bang Cangak, Bang Chemod, Opic, Itha, Fifi, Roy Ghofur dan banyak lagi yang lain yang belom sy sebut ...sosok2 ini mau meluangkan waktunya untuk perkembangan IT di Pontianak ... Ya Allah, berikan mereka2 ini kesehatan lahir dan bathin, hindarkan mereka dari kesulitan2 dan jadikanlah mereka2 ini manusia yang bermanfaat ... Amin yan Rabbal Alamin ...

    BalasHapus
  2. Anonim12:28 AM

    Aamiin..Amin ya Rabbal 'Alamin <== nyambung komen Bapak *makasi pak, nama fi disebut & didoain :D *

    Iya, nyesel kmaren ga ikutan blogbiz, asli kelupaan, bgitu baca blognya Bg Freddy, Mbak Itha & Bg Yaser, iih jd ngiri ga ikutan, ihiks...

    Yeah, terlepas dari apa tujuan semula "bermain" di dunia maya, tp fi yakin kita semua pengen Pontianak berkembang ya toh? Kalbar maju, dan Indonesia mendapatkan kembali kejayaannya...
    Cayooo...Semangaat!! lewat apa dan dengan cara apa kita berjuang, toh kita tetaplah berjuang!! :D

    BalasHapus
  3. Anonim6:15 AM

    Cayoo cayoo cayoo ... !
    memang harus semangat kalau mau maju :)

    BalasHapus
  4. @Bang Andi: Pontianak juga menunggu Bang Andi. Balek kampong :)
    @Fifi: Biar gak absen lagi, gimana kalo fifi pembicara berikutnya? hehehe
    Bheri: Yup, antusiasme!

    BalasHapus
  5. Anonim7:26 PM

    Hmmmm ...Bang Yaser, saye agik miker keras nih *sambel menerawang ke atas plafon rumah* camane carenye biarpon saye jaoh dari kampong, tapi bise memberikan kontribusi yang maksimal bagi perkembangan IT di kampong saye ...

    BalasHapus
  6. Anonim8:57 PM

    Salut buat anda, tulisan dengan narasi yang baik sekali.Menyambung lidah saja dari tulisan anda, kita jangan hanya menuju netpreneur, namun yang lebih aplikasif adalah bagaimana kita juga bisa berjiwa berentepreneur secara mandiri dengan kemampuan yang kita miliki.

    BalasHapus
  7. ...kita jangan hanya menuju netpreneur, namun yang lebih aplikasif adalah bagaimana kita juga bisa berjiwa berentepreneur secara mandiri dengan kemampuan yang kita miliki.
    Setuju. 99 % kerja keras!

    BalasHapus
  8. Anonim5:27 PM

    Waaa..telat komen, pdhl ada nama ita :( *kemana aja selama ini*. rasa gak pantes disejajarkan dgn Freddy yang emang blogger papan atas Borneo :D

    @ pak andi
    Amin ya Rabbal Alamin...
    makasi byk, pak.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.